Archive for Februari 2012

Giring: Banting Aku Mak!

Baca selengkapnya » | Sabtu, Februari 11 2 Comments »


"Ring.. Oii.. Ring, bangun!!!" Teriak Emak dari balik pintu kamar.
"Ring, BANGUNNNN!!!" Teriak Emak makin kencang.
"Kruaaaakkk.. Glodeeerrr.. BRUUUUKKK...!!!" Bunyi pintu Giring yang tiba-tiba saja jatuh setelah ditendang Emak dalam satu kali gerakan.
"Huaaaaa... Apa ituuu!!??" Giring kaget bukan kepalang. Dengan kondisi satu mata yang masih dalam keadaan merem, Giring berhasil bergerak cepat, berdiri dengan sigap bagai seseorang yang telah lama berguru silat pada om Bruce Lee.
"Ring, kamu ini! Tidur kok susah betul dibangunin!" Teriak Emak sambil mendekati Giring.
"Giii..iiringg, keeca-pee-aan mak" jawab Giring dengan tergagap khas Aziz Gagap.
Giring berlari menjauh dari Emak. Giring takut, Emak bukanlah sembarang Emak. Konon kabar dari buyut, Emak sempat berlatih ilmu beladiri dengan tingkat keahlian sudah setingkat master. Giring sangat takut kepada Emak. Setakut-takutnya Giring pada dosen yang paling killer di kampusnya, Emak lah yang paling Giring takutin. Giring makin terpojok di sudut kamarnya. Kali ini, matanya sudah terbuka semua bahkan lebih terbalak tapi iler kering masih tetap menempel aman di sekitar bibir. Dengan singgap Emak berhasil menarik tangan Giring. Giring pasrah, asli pasrah bagaikan ayam yang sudah pasrah hendak di sembelih oleh algojo ayam dipasar. Giring tidak melawan, bukan lantaran Giring tidak kuat. Tapi memang Giring telak kalah ilmu persilatannya. Hasil ilmu yang didapat dari laga silat om Bruce Lee yang didapat dari menontonan film pun seolah tak berarti apa-apa. Ilmu Emak yang konon asli turunan dari ilmu kuno daerah Banten jauh melebihi semuanya.

Nanar

Baca selengkapnya » | Jumat, Februari 10 No Comments »

Malam ini udara di rumah terasa panas sekali, tak ada yang bisa kulakukan selain duduk diteras. Hanya segelas kopi susu yang ikut menemani diriku melamun duduk didepan teras. Banyak hal yang aku pikirkan, mulai dari urusan pekerjaan, keluarga bahkan sampai asmara percintaanku.

Aku tinggal jauh dari orang tua hidup merantau karena pekerjaan yang memaksaku demikian. Aku tinggal dirumah kontrakkan dengan hanya seorang diri karena memang aku lebih memilih untuk tinggal sendiri daripada tinggal berpatungan dengan teman. Sebuah kebebasanlah yang kujadikan alasannya.