google/ilustrasi |
Beberapa hari ini, pandangan Amran selalu tertuju pada
sebuah sumur tua yang terletak dibelakang kos-nya. Kamar Amran terletak di
lantai 2, dan dari jendelanya, sumur tua itu tampak dengan jelas. Entah, setiap
melihat sumur tua itu, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Tak tahu, susah
untuk diungkapkan hanya perasaan yang tidak enak pada hatinya.
Disisi lain, dari pandangannya di sumur tua itu, Amran mulai
melamun mengenai beban pikirannya selama ini. Pikirannya menerawang
kesana-kemari, mulai dari biaya kuliahnya serta kehidupan asmaranya yang
tampaknya akan kandas.
Dari lamunannya yang sudah tak terkira kemana ujungnya itu,
tiba-tiba Amran terkejut, tersentak kaget dengan apa yang dilihatnya. Matanya
tak berkedip ketika melihat sesuatu yang muncul tiba-tiba dari dalam sumur.
Awalnya berupa sebuah bayangan dan samar-samar terlihat makin jelas, sebuah
kepala tanpa badan muncul dari dalam sumur tua itu. Hanya sebuah kepala,
sepenggal!.
Kepala itu memiliki mata yang tajam menatap penuh amarah dan
kesedihan. Kedua bola mata yang berwarna merah seakan berdarah menatap lirih ke
Amran. Kepala itu memiliki rambut yang panjang dan lebat serta menutupi
lehernya yang terpenggal, tercium bau amir darah yang menyeruak.
Amran pucat bukan kepalang, pandangannya berkunang hingga
akhirnya gelap.