![]() |
google/ilustrasi |
Beberapa hari ini, pandangan Amran selalu tertuju pada
sebuah sumur tua yang terletak dibelakang kos-nya. Kamar Amran terletak di
lantai 2, dan dari jendelanya, sumur tua itu tampak dengan jelas. Entah, setiap
melihat sumur tua itu, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Tak tahu, susah
untuk diungkapkan hanya perasaan yang tidak enak pada hatinya.
Disisi lain, dari pandangannya di sumur tua itu, Amran mulai
melamun mengenai beban pikirannya selama ini. Pikirannya menerawang
kesana-kemari, mulai dari biaya kuliahnya serta kehidupan asmaranya yang
tampaknya akan kandas.
Dari lamunannya yang sudah tak terkira kemana ujungnya itu,
tiba-tiba Amran terkejut, tersentak kaget dengan apa yang dilihatnya. Matanya
tak berkedip ketika melihat sesuatu yang muncul tiba-tiba dari dalam sumur.
Awalnya berupa sebuah bayangan dan samar-samar terlihat makin jelas, sebuah
kepala tanpa badan muncul dari dalam sumur tua itu. Hanya sebuah kepala,
sepenggal!.
Kepala itu memiliki mata yang tajam menatap penuh amarah dan
kesedihan. Kedua bola mata yang berwarna merah seakan berdarah menatap lirih ke
Amran. Kepala itu memiliki rambut yang panjang dan lebat serta menutupi
lehernya yang terpenggal, tercium bau amir darah yang menyeruak.
Amran pucat bukan kepalang, pandangannya berkunang hingga
akhirnya gelap.
***
Entah berapa lama, akhirnya Amran terbangun dengan badan
yang teramat lelah dan penuh keringat. Dengan samar dia melihat bahwa
dikamarnya telah ramai oleh teman-teman satu kost serta beberapa warga sekitar.
Amran terbangun dengan tersentak kaget, dengan kepala yang
berat dilihatnya seorang ustad sedang membaca doa di sampingnya. Amran
diberitahu oleh sang ustad bahwa dia berteriak keras sambil meronta-ronta.
Amran tak sadar apa yang telah terjadi.
Dari keadaan yang hampir pulih, dia kembali mengingat apa yang
telah terjadi padanya. Pikirannya menerawang dan teringat kembali akan sosok
sepenggal kepala menyeramkan yang muncul dari dalam sumur tua. Selintas
dilihatnya beberapa temannya yang berbincang pelan mengenai kejadian yang baru dialaminya
tadi.
Tiba-tiba saja matanya melihat sosok yang tak asing lagi
berada di dekat temannya itu. Kepala itu muncul lagi dan kali ini terbang
melayang dengan mata mulut yang terbuka lebar. Kepala itu terbang bergerak
kearahnya, cepat dan seketika ada sesuatu yang berat terasa.
Kesadaran yang hampir pulih seakan melemah kembali,
pandangannya berat badannya pun mulai terasa lemah. Amran merasa daerah
punggung belakangnya terbebani oleh sesuatu yang ganjil, yang entah dia bingung
untuk mengungkapkannya.
“……” suasana tiba-tiba saja hening dan mencekam
“Haaa…aaaAAAkkKKKhhHHH….” Suara Amran berubah menjadi berat
seperti seorang lelaki yang berumur.
“Siapa kamu?” Tanya Ustad yang berada disamping Amran.
“KaliaaAAAnn, mengganggu sayaaA” jawab Amran—bukan Amran
sesuatu yang lain, sesuatu yang merasuki raga Amran.
“Siapa kamu!” desak Ustad sambil membacakan ayat kursi.
“KaliaaAAnnn tak perlu tahu siapa aku! Yang aku mau, kalian
bersihkan rumahku, rumaaAAhku!” Teriak Amran yang telah dirasuki itu.
“Rumah kamu yang mana?” Tanya sang Ustad.
“Disanaa.. Disanaaa…!!!” tangan Amran menunjuk sebuah sumur
tua dibelakang kos-nya.
“Rumah kamu kenapa? Kenapa??” Tanya Ustad sambil memegang
tangan Amran yang bergerak tak terarah dengan sesekali badan yang bergerak liar
dan meronta-ronta.
“Bersihkan saja! BersihkaaAAAnnnN! Lihat disanaa…!” teriak
Amran.
Seketika Amran diam dan terkulai lemas.
Sedikit, demi sedikit matanya terbuka perlahan. Amran sadar
walau sedikit bingung. Amran mengerti bahwa apa yang telah terjadi pada
dirinya. Amran menatap sang ustad dengan pandangannya yang sayu. Sang Ustad
lalu memberikan segelas air putih yang telah diberi doa, berharap Amran untuk
lebih tenang dan cepat membaik kondisinya.
***
Beberapa saat kemudian, ketika keadaan telah kembali normal,
Pak Ustad dengan didampingi ketua RT dan warga sekitar pergi melihat sumur tua
yang ditunjuk tersebut.
Tak ada yang aneh dengan sumur tua itu. Sumur tersebut tidak
begitu dalam, walau masih terisi air tapi warga sudah enggan untuk
menggunakannya. Selain air yang keruh, desas-desus keangkeran sumur itu juga
yang menjadi alasan bagi warga sekitar.
Pak Ustad lalu membacakan doa diatas sumur itu. Lalu terjadi
kejadian yang aneh dan diluar dugaan.
Tiba-tiba saja muncul....
Muncul sebuah mayat bayi dari dalam sumur. Pak Ustad kaget bukan
kepalang, warga sekitar pun juga ikut gempar.
Semua berlomba untuk melihat mayat bayi tersebut. Lantas terjadi
sebuah perbincangan hangat di sekitar warga. Rupanya ada sesorang yang membuang
bayi kedalam sumur tua itu. Bayi yang diperkirakan oleh warga sekitar berasal
dari hubungan yang tidak jelas orang tuanya. Bayi yang sengaja dibuang untuk
menutupi aib orang tuanya. Korban dari keegoisan orang tuannya.