Nanar

Malam ini udara di rumah terasa panas sekali, tak ada yang bisa kulakukan selain duduk diteras. Hanya segelas kopi susu yang ikut menemani diriku melamun duduk didepan teras. Banyak hal yang aku pikirkan, mulai dari urusan pekerjaan, keluarga bahkan sampai asmara percintaanku.

Aku tinggal jauh dari orang tua hidup merantau karena pekerjaan yang memaksaku demikian. Aku tinggal dirumah kontrakkan dengan hanya seorang diri karena memang aku lebih memilih untuk tinggal sendiri daripada tinggal berpatungan dengan teman. Sebuah kebebasanlah yang kujadikan alasannya.



Sekarang, aku duduk di kursi teras rumah kontrakanku. Duduk memandang sebuah kebun atau lebih tepatnya tanah kosong yang ditanami oleh tetangga sebelah dengan tanaman-tanaman. Ada pisang, pepaya dan lain-lain. Aku tak tahu sudah berapa jam aku menghabiskan waktu didepan teras ini. Tapi yang aku perhatikan, suasana sudah sepi, bahkan bunyi televisi pun sudah tidak terdengar lagi. Hanya suara cicak saja yang entah kenapa semakin nyaring seolah-olah mengetuk-ngetuk dinding rumahku ini.

Aku bergidik pelan, tiba-tiba peluhku mengalir perlahan dan semakin deras. Bukan karena panas yang kurasa tapi dalam sikap dudukku, aku melihat daun pisang ditanah lapang itu bergerak tak sesuai datangnya arah angin. Aku bingung, tapi sikap takutku mengalahkan rasa penasaranku. Angin tidak bergerak kencang, tapi daun itu tetap melambai-lambai. Mata ini hendak terpejam, tapi sudah tak bisa lagi. Aku ingin berlari, tapi hanya diam tubuh ini terpaku. Dengan jelas sekali aku melihat sebuah kain berwarna putih terbang dan berhenti di pohon pisang itu. Kain itu semakin jelas hingga akhirnya tampak menyerupai sebagai seorang. Bukan seorang, tapi makhluk yang menyerupai manusia. Dengan rambut panjang teruari, pucat, berdiam diri disana. Wajahnya tertutup rambut, tapi itu nyata semuanya. Bau anyir menusuk keras. Tak sanggup aku melihat, tapi yang sekarang dia datang, semakin dekat bukan dengan berjalan, tapi dengan melayang pelan. Aku tak bisa lagi kemana-kemana. Tolong.. Dan kini hanya gelap yang ku lihat.

This entry was posted on Jumat, Februari 10 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply

Hai, senang melihat komen dari kalian.. :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...