Sepotong Cinta Donat



 Source: here and edit by myself

"Cil, nukar donatnya lawan onde-onde, campur sepuluh ribu."
"Iya nak, stumatlah."
"Wah, rame jua lah Cil jualannya."
"Alhamdulillah nak" kali ini Acil tersenyum lebar. Jualan kuenya di pasar sedang rame-ramenya. Sepertinya ada seseorang pembeli yang membeli kue dalam jumlah banyak.
"Ini nak, kuenya.."
"Iya Cil, makasih ya."

Kini satu plastik penuh isi kue donat dan onde-onde berada ditanganku. Bergegas sudah diriku untuk kembali pulang. Dalam anganku, menikmati kue ini dengan teh panas sungguh enak sekali. Nyaaammm..

Tak lama berselang, aku duduk di depan tv. Kini didepanku telah siap satu buah donat dan segelas teh hangat yang manis. Aku memperhatikan donat ini. Bentuknya sangat menggoda.

Entah bagaimana caranya, mungkin saja daya imajinasiku yang tinggi,tiba-tiba saja dari sana pikiranku melayang-layang. Hingga akhirnya aku tersenyum sendiri, karena dari donat ini aku menemukan sebuah analogi yang lucu mengenai cinta dan kasih sayang.

Dalam pikiranku, cinta dan kasih sayang itu berbeda, tapi saling mendukung dan melengkapi. Seperti halnya sebuah tepung dalam donat. Tepung adalah kasih sayang dan donat adalah cintanya.

Cinta itu tidak ada jika tanpa kasih sayang. Namun kasih sayang selalu ada, dimana-mana. Cinta adalah rasa ingin memiliki sedang kasih sayang lebih mengarah kepada hal yang natural.

Bahan baku cinta adalah kasih sayang. Jika kasih sayang itu tidak ada maka mustahil cinta itu ada. Jika kasih sayang itu terlalu sedikit niscaya cinta yang ada bakal cepat pudar. Namun jika kasih sayang itu berlebih maka cinta itu bakal meluber tanpa tentu tak terarah.

Walaupun cinta itu tidak memerlukan logika -- seperti yang dinyanyikan oleh Agnes Monica, namun cinta itu memerlukan sebuah persyaratan akal nurani. Cinta yang bersyarat akal nurani selalu menjadikan kamu terarah dalam pikiran yang positif dan indah.

Sering halnya kita lihat, cinta yang meluber sering kali mencelakakan kita dan orang lain. Kita selalu kalut, selalu tak bisa berpikir dengan baik karena kita terlalu dibutakannya akan sebuah kehilangan.
Sifat posesif yang mengekang, sifat fanatik yang menjurus buta aturan yang akhirnya membuat sesuatu yang kita cintai menjadi tidak nyaman dan pergi.

Jika memang oleh suatu keadaan cinta tidak bisa bersatu, apakah engkau harus terus memaksa? Jika cintamu bertepuk sebelah tangan, apakah engaku harus selalu mengikhlaskannya? Ini adalah pertanyaan yang tak bisa dijawab. Hanya dirimu sendiri yang bisa menjawabnya. Sedang menurut saya, kembali kepada hal yang dinamakan kasih sayang. Itu semua adalah hal natural, bahkan Tuhan pun penuh kasih sayang.
Seperti itulah kasih sayang, kasih sayang yang tepat dan dengan penuh kelembutan dan keikhlasan tentunya memberikan rasa cinta yang enak dan indah.

Seperti halnya kelembutan donat oleh karena takaran yang pas oleh ukuran tepungnya. Bumbu-bumbu lainnya sebagai bahan tambahan dalam membuat donat yang enak bisa menjadi sesuatu hal yang menarik. Seperti halnya cinta yang enak dan indah, bisa didapat dari sikap suka, rasa benci dan mungkin  kesedihan yang diikat oleh kasih sayang sebagai bahan utamanya.

Cinta adalah sesuatu yang abstrak, meskipun mencoba diibaratkan dengan tepung dan donat. Namun dari semuanya itu bisa diperdebatkan kembali..

Aaaah... Sudahlah, biar kunikmatin dulu donat yang enak ini. Buatan acil dipasar yang mungkin dibuat pada waktu subuh hari dirumahnya. Waktu dimana yang aku pun mungkin belum beranjak bangun. Dan sekarang, aku menikmatinya pada pagi hari sebagai menu sarapan untuk energi penyemangat awal hariku.
Sungguh luar biasa, bisa memakan donat yang dibuat oleh Acil ini. Yang dibuat dengan cinta, harapan dan bahkan mungkin terselip sebuah doa untuk mendapatkan sebuah rezeki penyambung hidup.
Sungguh, sebuah donat yang tappingnya bertabur gula halus, manis dan gurih yang tak kalah oleh donat buatan waralaba kenamaan yang ada di mall-mall kota. Nyaaammmyy..

footnote:
1. Cil, Acil: Panggilan untuk tante, wanita dewasa dalam bahasa banjar.
2. Lawan: Diartikan "dengan" dalam bahasa banjar.
3. Stumat: Sebentar dalam bahasa banjar.

This entry was posted on Selasa, Maret 12 and is filed under ,. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply

Hai, senang melihat komen dari kalian.. :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...